“Ah sialan, ganggu orang tidur
aja, telepon tengah malam segala ”
kuraih bantal untuk menyumbat telingga berharap bisa memlanjutkan tidur, namun
tak berselang lama telepon diatas meja pojok kamar kembali berdering hingga
berulang kali sumbatan bantal dilubang telinga tak banyak membantu.
“Halo Thomas sorry gue ganggu
tidurmu, gue lagi begadang nih gimana jadi gue garap proyekmu?” suara disebrang
sana langsung to the point without small talk, aku yang masih diselimuti rasa
kantuk dan marah gak mau juga berlama-lama dialog “ok deal, tomorrow I’ll go to
your home” sebelum terdengar jawaban aku langsung tekan tombol off dan menaruh
gagang telepon.
Suara kelakson khas tukang sayur
terdengar nyaring di gang depan tak lama suara ibu-ibu terdengar mengerubutinya
belanja berbagai sayuran ini artinya sudah pagi sekitar jam 07.00, aku
memaksakan bangun membuka jendela mentari pagi pun langsung menyilaukan mata
yang baru terbuka ini, ibu-ibu sedang asik memilah-milih sayur dan lauk persis
di gang depan kosanku anak berduyun-duyun pergi sekolah, dari arah sebrang
terlihat Tegar dengan motor ninjanya melaju santai menuju kosanku. “Loe ngapain
kesini kan gue udah bilang gue mau kerumah loe” kekesalan pada Tegar tidak bisa
disembunyikan dari wajahku ketika dia datang langsung aku semprot “I’m so sorry brother my time is limit so gue
sekalian mampir sekarang , last night you said deal ok harga dari gue 6 juta gue
kasih discount dikit lah buat loe my best friend” harga yang cukup mahal dia
lontarkan tanpa melihat kondisiku “hey brotheh jangan terlalu mahal!, do you
know gue hanya mahasiswa desa yang nyambi part time di perusahaan software kecil-kecilan?”
aku sedikit memelas berharap Tegar bisa memahami “ok bro take it easy, kara loe
best friend gue kasih 4 juta fixed tanpa discount lagi, ok I’m leaving banyak
client gue nunggu di tempat biasa, thanks for your trust” tegar keluar dari
pintu kosanku kembali menunggani ninja merahnya memang kebiasaannya seperti
jelangkung come and leave secara tiba-tiba.
Selesai mandi dan sarapan aku
berangkat ngampus menumpang angkot biru no 06 yang masih sepi penumpang,
“Selamat pagi nak Thomas bagai mana kuliahnya? Pak Darno sopir angkot yang
sudah menjadi langgananku selama 5,5 tahun kuliah menyapa ramah “Insya Allah
pak akhir tahun ini wisuda, doakan aja ya pak!” common answer yang selalu
kugunakan pada setiap interviewer. Angkot pak Darno berhenti pas di depan
gerbang kampusku yang hanya berjarak 10 menit dari kosan, aku pun langsung turun
untuk bertempur dengan dosen pembimbing, air mancur megah menyambut didepan
gerbang sebagai icon kebanggaan kampus negeri termegah di ibu kota provinsi
ini.
“Hey Sinta ada apa? kenapa kamu
menangis?” aku spontan memanggil dan mengejar Sinta teman seangkatanku yang
kukenal pada saat KKN 2 tahun lalu. “Skripsiku dicoret merah semua Thomas dari
bab 1 sampai bab 5 jadi harus ganti judul, gue sudah malas mengurusnya lagi”
Sinta menangis sambil memegang gumpalan kertas penuh goresan merah “kenapa Sin
harus ganti judul segala, ini keterlaluan?” aku bertanya sok respect “Iya Thomas I don’t know kalau dosen pengujiku bu Tiara tidak suka
disuap pake parsel tapi kita harus teransfer uang tunai” sinta menjelaskan
tanpa basa-basi, akupun memberikan nomor Tegar agar Sinta’s project will have finished soon.
Aku menuju ruangan Pak Rektor
yang kebetulan beliau adalah dosen pembimbingku, ruangannya megah, dilengkapi computer canggih, dan meja kaca bening setebal 6 cm. Di atas
meja berjejer belasan parsel yang tertempel nama dan nomor induk mahasiswa,
dipojok sebrang meja menumpuk kertas skripsi didiasi red line yang berbaris
seperti macetnya Jakarta.
“Selamat pagi Pak, saya Thomas
mahasiswa pisikologi bimbingan Bapak, saya mau mengajukan judul skripsi “ aku
menyerahkan kartu hijau yang sudah tertulis judul “Analisa Daya Tahan Jomblo terhadap Gaya
Tikung Lawan Pada Gebeten Setarget”. Pak Rektor melihat kartu hijauku dan
berpikir sejenak kemudian melepas kaca matanya dan berkata “ok Thomas, your
title is good I give you time three months are you ready?” dadaku serasa plong
setelah judulku disetujui “ok Sir I’m ready, I will have finished my thesis
three month latter, Thank you very much” aku pun salaman sebelum meninggalkan
ruangan megah ini, kode rahasia menempel di tanganku ketika salaman berupa
kertas kecil bertuliskan merah. Aku melanjutkan ekspansi to other room for meet
someone yang dosen keduaku yang tadi membuat Sinta menangis ‘yes the killer
lecturer’, aku menemuinya dengan bekal keberanian karena dosen pertamaku adalah
pek rektor sehingga dosen kedua tak mungkin menolak judulku, dan benar saja
hanya dua menit aku diruangannya tanpa banyak basa-basi aku keluar membawa
kertas bertuliskan 25 digit nomor yang diawali dengan 66400xxxxxxxxxx. Selesai
sudah misiku hari ini ada waktu istirahat siang sebagai amunisi kerja lembur
diperusahaan software untuk mensupport kebutuhan kuliahku.
Seminggu berlalu tegar mendatangi
kosanku disore hari “Hi Thomas, it’s your thesis I have done it” dia
menyerahkan buntalan kertas yang dijepit rapi setebal 150 halaman dengan cover
bertuliskan “Analisa Daya Tahan Jomblo terhadap Gaya Tikung Lawan Pada Gebeten
Setarget”. Ya inilah skripsiku yang aku pesan dari Tegar selesai sudah sampai bab
akhir penutup kesimpulan dan saran. Tegar memang ahlinya membuat dan menjual
skripsi sampai sekarang telah ratusan mahasiswa yang menggunakan jasanya dari
berbagai kampus besar di negeri ini sehingga kondisi ekonominya maju mampu
membeli motor ninja dan kredit rumah walaupun kuliahnya hanya sampai semester 4
dan di drop out karena kekurangan biaya, “wow so fast you could finished it I
like your job” aku mengapresiasi kerja cepatnya dan Tegar hanya tersenyum puas
pastinya dia juga senang karena dia teman baikku “Don’t worry Thomas skripsimu ini dijamin lulus gue udah
mengatur segalanya termasuk ke Pak Rektormu dan ibu killer itu” Tegar berkata
mantap, akupun menyerahkan amplop coklat sebagai pembayaran yang aku cicil
selama empat bulan aku harus pandai memangkas uang kiriman dari kampung dan gaji
kerjaku untuk membayar proyek ini pada Tegar.
Waktu berlalu dengan cepat
deadline pengerjaan skripsiku telah tiba yang bebenarnya skripsiku sudah
selesai pada minggu pertama, aku bersiap bertempur lagi di istana megah bermeja
kaca panjang. Kring-kring hp dijmejaku berbunyi terlihat icon what up menyala
dan nama presiden utama kampus terlihat di display segera kuambil hp untuk read
massage “dear Thomas, today I waiting for you at 08.00 am in my room, don’t
forget my order” langsung saja kurespon “ok Sir, I understood everything is
ready”.
Ya hari inilah aku sidang
mempertaruhkan memprsentasikan karya ilmiah produksi Tegar, semoga setingan
yang dirancang berjalan mulus tampa ada tikus yang mengganggu, parsel setinggi 90cm
lebar 40 cm berbentul segitiga yang dipesankan oleh perusahaan tempatku bekerja
dengan memakai gajihku satu bulan telah berdiri kokoh disamping pintu kosanku
diantar toko penjual pagi-pagi sekali. Aku pun bersiap-siap menyemir sepatu,
memakai baju putih celana hitam berjas dan dasi hitam yang aku sewa di tempat
rias pengantin depan gang sebelah yang mungkin tahun depan aku sewa lagi untuk
pernikahanku.
Aku menenteng parsel raksana kedepan
jalan raya sembari menunggu angkot 06, selang 5 menit angkot Pak Darno
langgananku merapat anggun dihadapanku Pak Darno turun dan mengambil parselku
disimpannya diatas angkot biar tidak rusak “nak Thomas kok bawa parsel besar
sekali, ada acara apa?” Tanya Pak Darno yang entah benaran tidak tahu atau
pura-pura polos guna menjaga perasaanku. “iya ni Pak, kebetulan ada acara ulang
tahun fakultas yang diisi dengan lomba merakit parsel” alasan konyol dan gak
masuk akal aku lontarkan.
Sidang akhir dimasa kuliahku telah
usai akhirnya penantian panjang setelah 5,8 tahun berjuang dikampus ini menemui
endingnya, persidangan berjalan mulus tanpa banyak dibantai dosen penguji dan
dosen pembimbing semua rencana yang disusun Tegar kepada Pak Rektor berjalan
lancar, parsel raksasa berdiri kokoh paling tinggi sendiri diantara parsel lainya
yang ada diruang sidang seperti halnya Twin Tower yang sudah single di Malaysia,
parsel raksasa di ruang sidang ini hanya transit before arrived at the rector’s
house. Bu tiara juga tidak banyak komentar setelah semalam aku kirim screen
shoot dengan sedikit keterangan yang aku tulis “Madam Tiara, I have sent some
money to your rekening suitable with your request”.
Akupun keluar ruang sidang dengan
tubuh lelah, senag, dan bingung selama naik angkot diperjalanan aku merenunkan
sebuah konsfirasi lingkaran setan. Dilingkaran setan inilah sebuah konfirasi
yang terus terulang dari tahun-ketahun telah memakan korban ribuan bahkan
jutaan mahasiswa, konfirasi ini sudah aku rasakan semenjak duduk di bangku
sekolahan beberapa tahun silam, dimana pencontekan terorganisir pada saat ujian
Negara terjadi disetiap sekolah di negeri ini. Jikalau negeri ini melahirkan
banyak koruptor, melahirkan banyak mafia, mencetak banyak antek, memalsukan
kenyataan, mendustakan sejarah. Maka jangan heran itulah hasil dari lingkaran
setan yang tak akan melahirkan generasi emas.
Kumpulan Arti Mimpi Tentang Kursi Dalam Togel Terlengkap
ReplyDeleteTafsir Mimpi Akurat
Situs Judi Togel Hongkong Paling Bagus
ReplyDelete